
"Karena suatu saat, mencintai adalah memutar hati tanpa seseorang yang engkau sayangi. Sebab, dengan atau atau tanpa seseorang yang engkau kasihi, hidup harus terus dijalani."
"Ini bukan tentangmu, melainkan aku. Kau tahu, tiba-tiba aku mengkhawatirkan masa depanku. Sesuatu yang dulu tidak pernah kupikirkan. Di manakah kau pada masa depanku? Ketika kita telah semakin menua dan lemah. Di manakah kau pada waktu itu? Masihkah kau akan memberikan senyummu?"
"...Bisakah kelak, kusaksikan lagi wajahmu...meski kutak ada di situ. Meski kau tak menyadari adaku. Tak apa jika ketika itu kau bersama cintamu. Aku akan menyaksikanmu dari kegelapan. Melihat kebahagiaanmu, meski itu neraka bagiku."
"Jika waktu adalah kupu-kupu, sudah lelah hatinya melanglang setiap sudut bumi. Sampai waktunya untuk berhenti. Tetap menunggu, namun tak berharap untuk bertemu. Dia menyadari tidak semua cinta layak diperjuangkan. Maka, yang tertinggal adalah jejak kasih yang memburam"
"Sejauh mana sebuah cinta harus diperjuangkan, atau justru perjuangan itu harus dilakukan dalam diam"
"Kamu tahu apa yang paling menyakitkan saat perasaanmu begitu terikat pada seseorang?"
"Bukan karena kamu tidak bisa menyatu dengan dia maka kamu akan merasa hidupmu begitu nestapa. Sesuatu yang lebih meluluhlantakkan hatimu adalah ketika seseorang yang menyandera kemampuanmu untuk memiliki itu tak melibatkan lagi namamu dalam hidupnya, tidak mengingat tanggal lahirmu, tidak mengucapkan apa pun ketika datang tahun baru, bahkan tidak mengirimkan pesan basa-basi pada hari perayaan agamamu. Kamu tidak terlibat sama sekali dalam hidupnya. Bahkan, sekadar untuk diingat."
"Pergilah...percayalah Allah punya berbagai macam cara untuk membuatmu bahagia."
"Tersenyumlah...Allah mencintaimu lebih dari yang kamu perlu."